Definisi
Kekerasan Seksual :
Pritchard (2004) mendefinisikan kekerasan seksual
pada anak sebagi berikut, menyentuh alat kelamin anak, memaksa anak untuk
melihat atau menyentuh atau dimanipulasi secara seksual, berusaha mendapat
penetrasi dari genital atau anal, sindiran seksual atau ancaman seksual,
menunjukkan atau membuat pornografi.
Menurut Kellog (dalam Memoli, 2008) pelecehan
seksual adalah jenis lain dari aktivitas seksual yang dilakukan oleh satu orang
(pelaku) tanpa persetujuan dari yang lain (korban) misalnya, tindakan tidak
senonoh yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak – anak.
Kekerasan seksual pada anak menurut Minet (2005)
adalah bagian dari kekerasan fisik terhadap anak. Pelaku dapat saja dilakukan
oleh orang dewasa atau orang yang lebih besar dari korban, biasanya oleh ayah
kandung (maupun ayah angkat), paman, kakek, saudara laki-laki yang lebih besar
maupun tetangga.
Dari definisi Kekerasan seksual diatas,
dapat ditarik kesimpulan merupakan salah satu praktek kekerasan seksual yang
dilakukan terhadap anak dibawah umur yang dinilai menyimpang dari nilai-nilai
agama serta melanggar hukum.
Karakteristik
Kekerasan Seksual :
Menurut
Kinnear (2007) karakteristik kekerasan seksual ada 5 yaitu :
a. Tidak
adanya pengertian
Anak-anak tidak mengerti
mengenai pelecehan seksual karena mereka belum mampu memahami sepenuhnya apa
yang sedang diusulkan kepada mereka dan mereka tidak dapat untuk menolak
hubungan seksual dengan kemampuan fisik mereka yang kecil.
b. Eksploitasi
Anak-anak dimanipulasi
atau dipaksa berperilaku seksual oleh orang dewasa yang lebih kuat dan lebih
pandai.
c. Ambivalensi
Anak-anak sering merasa
ambivalen tentang apa yang terjadi kepada mereka, mereka tidak memahami apa itu
berhubungan seksual, tetapi mungkin mereka menikmati setiap imbalan atau hak - hak
istimewa mereka mungkin terima.
d. Paksaan
Merupakan karakteristik lain dari pelecehan seksual anak
yang selalu hadir, bahkan jika itu bukan fisik. Biasanya definisi mengandung
unsur kekuasaan atau kekuatan. "Dipaksa, ditipu, atau dipaksa berilaku
seksual antara orang muda dengan orang yang lebih tua" Conte (dalam Kinnear,2007)
e. Kerahasiaan
Pelaku meyakinkan anak bahwa ia
tidak seharusnya memberitahu orang lain tentang pelecehannya, caranya adalah
dengan diancam, dipaksa, disuap, dan diintimidasi.
Bentuk-bentuk
Kekerasan Seksual :
Bentuk-bentuk
pelecehan seksual menurut Cameron (2000) adalah sebagai berikut :
a.
Noncontact
Sexual Abuse
Voyeurisme
dan berbicara seksual adalah dua kontak penganiayaan seksual utama non kontak
yang dapat diarahkan terhadap anak. Voyeurisme
adalah perkosaan secara visual. Mata bisa melihat pada wajah yang mereka kasihi
dan membayangkan hal yang tidak senonoh. Pembicaraan seksual secara langsung
pada anak juga dapat membuatnya merasa dilecehkan.
b.
Contact
Abuse
Pelaku mencium,
menyentuh, membelai korban dengan alasan membuat mereka akan merasa lebih baik
tentang tubuh mereka dan tentang diri mereka sendiri.
c.
Contact
Without Penetration
Melakukan pelecehan
sexual tanpa penetrasi. Contoh seperti, menjilat wajah dan menggosokkan
kemaluan.
d.
Penetration
Pelaku memasukkan alat kelaminnya
kedalam kemaluan korban.
Faktor-faktor Kekerasan Seksual :
Faktor mengapa
anak-anak menjadi target kekerasan seksual menurut Magdalena (2010) adalah :
a. Lemah
secara fisik
Pada kisaran 3 – 16
tahun dianggap sebagi sasaran empuk karena secara fisik mereka masih lemah,
sulit melawan dengan tenaga yang ala kadarnya.
b. Lemah
secara mental
Anak-anak dan remaja
cenderung memiliki kepribadian labil hingga mentalnya lemah. Cukup
ditakut-takuti diancam akan dibunuh, atau diperlihatkan pisau dan benda tajam
lainnya, mereka sudah jatuh mentalnya.
c. Mudah
dibohongi
Tanpa ancaman cukup
dengan bujukan atau rayuan seorang anak atau remaja sudah rela diapa-apakan semaunya
oleh pelaku.
Dampak
Kekerasan Seksual :
Menurut
Suparno (2007) dampak kekerasan seksual pada anak-anak sangat berat, dapat
menghancurkan kehidupan anak tersebut dikemudian hari. Berikut beberapa akibat
kekeresan seksual :
a. Dampak
Psikologis
Anak menjadi rendah
diri, merasa bersalah dan malu, hatinya bingung, ketakutan dan menjadi stress. Mudah menarik diri dari
segala kegiatan, belajarnya menjadi tidak teratur, dan mereka dapat bunuh diri.
b. Dampak
Interpersonal
Mudah menjadi orang
yang berontak, keras, tergantung, agresif, dan suka melanggar aturan atau
batas.
c. Dampak
Pendidikan
Sulit konsentrasi dalam
belajar, mudah gagal dan drop out,
tidak ada semangat sekolah.
d. Dampak
Tingkah laku
Menjadi tidak teratur
dalam makan, ketakutan diwaktu malam, suka melarikan diri dari rumah, dapat
menjadi pelaku pelecehan, impulsive, merusak dirinya sendiri.
e. Dampak
Seksual
Dapat terobsesi seks,
mastrubasi berlebihan, orientasi seksual kacau, pelacuran, melakukan pelecehan
pada yang lain, atau malah takut seks.
f. Dampak
Sosial
Anak menjadi lebih pendiam dan tertutup,
sulit mempercayai orang lain dan kegiatan bersosialisasinya menjadi lebih
sedikit
g. Dampak
Emosional
Anak menjadi depresi bahkan
di beberapa kasus sampai dengan bunuh diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Maaf jika masih ancur karena blog ini di buat apa adanya