Daftar Blog Saya

Label

Selasa, 11 Oktober 2016

Insomnia


Insomnia dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang mana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Rata rata setiap orang pernah mengalami insomnia sekali dalam hidupnya. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyebutkan 30 – 50% populasi mengalami insomnia.

Insomnia dapat menyerang semua golongan usia. Meskipun demikian, angka kejadian insomnia akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini mungkin disebabkan oleh stress yang sering menghinggapi orang yang berusia lebih tua. Disamping itu, perempuan dikatakan lebih sering menderita insomnia bila dibandingkan laki laki.

Berikut beberapa tips yang bisa anda lakukan untuk mengurangi serangan insomnia.

1.
Berolah raga teratur. Beberapa penelitian menyebutkan berolah raga yang teratur dapat membantu orang yang mengalami masalah dengan tidur. Olah raga sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan bukan beberapa menit menjelang tidur. Dengan berolah raga, kesehatan anda menjadi lebih optimal sehingga tubuh dapat melawan stress yang muncul dengan lebih baik.
2.
Hindari makan dan minum terlalu banyak menjelang tidur. Makanan yang terlalu banyak akan menyebabkan perut menjadi tidak nyaman, sementara minum yang terlalu banyak akan menyebabkan anda sering ke belakang untuk buang air kecil. Sudah tentu kedua keadaan ini akan menganggu kenyenyakan tidur anda.
3.
Tidurlah dalam lingkungan yang nyaman. Saat tidur, matikan lampu, matikan hal hal yang menimbulan suara, pastikan anda nyaman dengan suhu ruangan tidur anda. Jauhkan jam meja dari pandangan anda karena benda itu dapat membuat anda cemas karena belum dapat terlelap sementara jarum jam kian larut.
4.
Kurangi mengkonsumsi minuman yang bersifat stimulan atau yang membuat anda terjaga seperti teh, kopi. alkohol dan rokok. Minuman ini akan menyebabkan anda terjaga yang tentu saja tidak anda perlukan bila anda ingin tidur.
5.
Makananlah makanan ringan yang mengandung sedikit karbohidrat menjelang tidur, bila tersedia, tambahkan dengan segelas susu hangat.
6.
Mandilah dengan air hangat 30 menit atau sejam sebelum tidur. Mandi air hangat akan menyebabkan efek sedasi atau merangsang tidur. Selain itu, mandi air hangat juga mengurangi ketengangan tubuh.
7.
Hentikan menonton TV, membaca buku, setidaknya sejam sebelum tidur.
8.
Gunakanlah tempat tidur anda khusus untuk tidur. Hal ini akan membantu tubuh anda menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tidur. Saat anda berbaring di tempat tidur, maka akan timbul rangsangan untuk tidur.
9.
Lakukan aktivitas relaksasi secara rutin. Mendengarkan musik, melatih pernafasan, meditasi dan lain lain akan membantu memperlambat proses yang terjadi dalam tubuh sehingga tubuh anda menjadi lebih santai. Keadaan ini akan mempemudah anda untuk tidur.
10.
Jernihkan pikiran anda. Enyahkan segala kekhawatiran yang menghinggapi pikiran anda. Salah satu cara untuk ini adalah menuliskan semua pikiran anda lewat media blog.
11.
Tidur dan bangunlah dalam periode waktu yang teratur setiap hari. Waktu tidur yang kacau akan mengacaukan waktu tidur anda selanjutnya.

Demikianlah tips mengurangi masalah tidur anda. Selalulah ingat bahwa tidur merupakan kebutuhan pokok tubuh untuk pertumbuhan dan memperbaiki fungsi organ yang terganggu. Insomnia bukan merupakan penyakit bawaan dan dengan demikian tentu akan mudah disembuhkan.

Jika dengan langkah diatas anda masih merasa gagal mengatasi masalah tidur, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mencari jalan keluar.

Amnesia


Amnesia (dari Bahasa Yunani Ἀμνησία) adalah kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif). Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti halnya mekanisme pertahanan ego. Amnesia dapat pula terjadi secara spontan, seperti terjadi pada transient global amnesia. Jenis amnesia global ini umum terjadi mulai usia pertengahan sampai usia tua, terutama pada pria, dan biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.
Dampak lain dari amnesia adalah ketidakmampuan membayangkan masa depan. Penelitian terakhir yang dipublikasikan dalam jaringan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa amnesia dengan kerusakan pada hipokampus tidak dapat membayangkan masa depan. Hal ini terjadi karena bila seorang yang normal membayangkan masa depan, mereka menggunakan pengalaman masa lalu untuk mengkonstruksi skenario yang mungkin dihadapi. Sebagai contoh, seseorang yang mencoba membayangkan apa yang akan terjadi dalam pesta yang hendak didatanginya akan menggunakan pengalaman pesta sebelumnya untuk membantu mengkonstruksi kejadian di masa depan.

Bentuk amnesia

  • Anterograde amnesia: kejadian baru dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat.
  • Retrograde amnesia: ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari peristiwa lupa biasa.
Kedua kategori amnesia tersebut dapat muncul bersamaan pada pasien yang sama. Contohnya seperti pada pengendara sepeda motor yang tidak mengingat akan pergi kemana dia sebelum tabrakan (retrograde amnesia), juga melupakan tentang kejadian di rumah sakit dua hari setelahnya (anterograde amnesia).

Tourette sindrom


Tourette sindrom (juga disebut Sindrom Tourette,'s gangguan Tourette, Gilles de la Tourette sindrom, GTS atau, lebih umum, cukup Tourette atau TS) adalah suatu gangguan saraf dan perilaku (neurobehavioral disorder), dicirikan oleh aksi tak disadari, berlangsung cepat (brief involuntary actions), berupa tics vokal dan motor, juga disertai gangguan kejiwaan (psychiatric disturbances).

Penyebab (Etiologi)
Genetik: 50% pada kembar monozigot, 8% pada dizigot. Neurokimiawi: lemahnya pengaturan dopamin di caudate nucleus.
Menurut Moe PG, et.al. (2007), sindrom Tourette dapat dipicu (triggered) oleh stimulan seperti: methylphenidate dan dextroamphetamine, di samping juga adanya ketidakseimbangan (imbalance) atau hipersensitivitas terhadap neurotransmiter, terutama dopamin dan serotonin.
Riset yang dilakukan Cuker A et.al. (2004), berhasil menemukan candidate locus untuk Gilles de la Tourette syndrome/obsessive compulsive disorder/chronic tic disorder, yakni pada lokus 18q22.
Patofisiologi
Sindrom Tourette diduga merupakan suatu kelainan genetik, meskipun belum ada gen spesifik yang teridentifikasi. Bukti terbaru menunjukkan pola pewarisan yang kompleks dengan satu atau beberapa gen mayor, banyak tempat (multiple loci), low penetrance, dan pengaruh lingkungan.
Keluarga yang telah memiliki anak dengan Sindrom Tourette, maka anak berikutnya berisiko 25% menderita Sindrom Tourette.
Meskipun patofisiologi Sindrom Tourette belum diketahui, namun diduga terjadi perubahan pada neurotransmisi dopamin, opioid, dan sistem messenger kedua.

Epidemiologi
Anak lelaki:anak wanita = 3-5:1.
Prevalensi diperkirakan 0,03–1,6%, namun banyak kasus ringan yang luput dari perhatian medis.
Onset biasanya usia 7-8 tahun.
Sebanyak dua pertiga penderita mengalami perbaikan gejala saat dewasa, namun perbaikan total jarang terjadi.
Terdapat komorbiditas yang tinggi dengan kecemasan (anxiety), depresi, obsessive-compulsive disorder (OCD) dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Manifestasi Klinis
Tics motor dapat sederhana (misalnya: mata berkedip-kedip tak terkontrol, mengejapkan mata berkali-kali, sering mengangkat-angkat bahu) atau kompleks (misalnya: meniru gerakan orang lain atau echopraxia).
Tics vokal dapat berupa suara yang sederhana (seperti: menyalak) atau kata tunggal. Tics vokal klasik termasuk berkata jorok (coprolalia) dan menirukan atau mengulangi ucapan orang lain (echolalia). Tics seringkali diperburuk oleh stres fisik atau emosional.

Diagnosis
  1. Tics vokal dan motor multipel terjadi berkali-kali per hari, hampir setiap hari selama lebih dari satu tahun (tak ada periode bebas tic selama lebih dari tiga bulan).
  2. Onset sebelum usia 18 tahun.
  3. Ada kesulitan (distress) atau pemburukan (impairment) di dalam fungsi sosial.

Diagnosis Banding
  1. Dystonia
  2. Ballismus
Penatalaksanaan
Menurut Fauci AS, et.al. (2008), penderita dengan gejala ringan hanya memerlukan edukasi dan konseling (untuk diri mereka dan anggota keluarga mereka)
Obat diindikasikan jika tics benar-benar mengganggu aktivitas atau menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Umumnya terapi dimulai dengan pemberian agonist clonidine, dimulai dari dosis rendah dan ditingkatkan dosis dan frekuensinya secara bertahap, sampai hasilnya memuaskan.
Guanfacine (0,5–2 mg/hari) merupakan agonist baru yang disukai oleh banyak dokter karena dosisnya hanya sekali dalam sehari.
Jika ini tidak efektif, dapat diberi antipsikotik. Neuroleptik atipikal (risperidone 0,25–16 mg/hari, olanzapine 2,5–15 mg/hari, ziprasidone 20–200 mg/hari) dipilih karena berhubungan dengan penurunan risiko dari efek samping ekstrapiramidal.
Jika ini tidak efektif, neuroleptik klasik seperti: haloperidol, fluphenazine, atau pimozide dapat diberikan.
Suntikan botulinum toxin efektif untuk mengendalikan tics vokal yang melibatkan kumpulan otot kecil.
Menurut Le T, et.al. (2008) dan Stead LG, et.al. (2004), dapat diberikan psikoterapi suportif dan farmakoterapi, misalnya golongan neuroleptik, benzodiazepines, dan lainnya. Neuroleptik, seperti: haloperidol, risperidone. Benzodiazepines, seperti: clonazepam, diazepam. Lainnya seperti: clonidine, pimozide.
Menurut Moe PG, et.al. (2007), medikasi untuk sindrom Tourette dan tics adalah seperti berikut ini:
A. Dopamine blockers
1. Haloperidol (Haldol)
2. Pimozide (Orap)
3. Aripiprazole (Abilify)
4. Olanzapine (Zyprexa)
5. Risperidone (Risperdal)
B. Serotonergic drugs
1. Fluoxetine (Prozac)
2. Anafranil (Clomipromine)
C. Noradrenergic drugs
1. Clonidine (Catapres)
2. Guanfacine (Tenex)
D. Other
1. Clonazepam (Klonopin)
2. Baclofen (Lioresal)
3. Pergolide (Permax)
Keterangan:
* Untuk dopamine blockers, banyak yang merupakan antipsikotik.
* Serotonergic drugs bermanfaat terutama untuk obsessive-compulsive disorder.
* Noradrenergic drugs bermanfaat terutama untuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
* Termasuk “some off-label use“, misalnya: Aripiprazole (Abilify) dan Olanzapine (Zyprexa).
* Terapi nonfarmakologis misalnya: edukasi penderita, anggota keluarganya, teman sekolah penderita, memodifikasi lingkungan sekolah sehingga penderita tidak merasa tegang atau tertekan, konseling suportif saat di sekolah dan di luar sekolah.

Tahukah Anda?
Istilah sindrom Tourette diambil dari nama seorang dokter ahli saraf berkebangsaan Perancis (French neurologist), Georges Gilles de la Tourette (1857-1904).
Istilah tics (habit spasms) berarti:
1. Gerakan atau kontraksi otot yang berulang-ulang, cepat, tak terkendali, dan meniru-niru.
2. Brief, repeated, stereotyped muscle contractions that are often suppressible.
3. Quick repetitive but irregular movement, often stereotyped, and briefly suppressible.
4. A local and habitual twitching especially in the face.
5. Involuntary twitching of the muscles (usually in the face).
Ada juga istilah “tic douloureux” yang bersinonim dengan trigeminal neuralgia, yaitu: nyeri pada saraf trigeminal yang menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada wajah.
Menurut Moe PG, et.al. (2007), dua agen neuroleptik yang paling banyak digunakan untuk terapi sindrom Tourette dan tics adalah pimozide dan risperidone. Sedangkan medikasi yang paling efektif untuk mengatasi sindrom Tourette adalah dopamine blockers, meskipun demikian banyak anak dengan sindrom Tourette yang berhasil ditangani tanpa obat (drug treatment).

Senin, 10 Oktober 2016

Hypnotherapy

Hypnotherapy adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam hypnosis.
Kata "hypnosis" adalah kependekan dari istilah James Braid's (1843) "neuro-hypnotism", yang berarti "tidurnya sistem syaraf". Orang yang terhipnotis menunjukan karakteristik tertentu yang berbeda dengan yang tidak, yang paling jelas adalah mudah disugesti. Hypnotherapy sering digunakan untuk memodifikasi perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stress, manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi.

Sekilas Tentang Hypnosis


Hypnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconcious), di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada pada kondisi “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma ataupun rasa sakit. Individu yang mengalami hypnosis masih dapat menyadari apa yang terjadi di sekitarnya berikut dengan berbagai stimulus yang diberikan oleh terapis.

Terapi hypnosis (hypnotherapy) kini merupakan fenomena ilmiah, namun hingga kini masih belum terdapat definisi yang jelas, bagaimana sebenarnya mekanisme kerja hypnotherapy. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hypnotherapy menstimulir otak untuk melepaskan neurotransmiter, zat kimia yang terdapat di otak, encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga dapat merubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.

Sementara menurut Profesor John Gruzelier, seorang pakar psikologi di Caring Cross Medical School, London, guna menginduksi otak dilakukan dengan mem provokasi otak kiri untuk non aktif dan memberikan kesempatan kepada otak kanan untuk mengambil kontrol atas otak secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat otak fokus pada suatu hal secara monoton menggunakan suara dengan intonasi datar (seolah-olah tidak ada hal penting yang perlu diperhatikan).

Secara umum mekanisme kerja hypnotherapy sangat terkait dengan aktivitas otak manusia. Aktivitas ini sangat beragam pada setiap kondisi yang diindikasikan melalui gelombang otak yang dapat diukur menggunakan alat bantu EEG (Electroenchepalograph). Berikut diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas yang terkait:
  • Beta ( 14 - 25 Hz)(normal);
    Atensi, kewaspadaan, kesigapan, pemahaman, kondisi yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kecemasan, ketidaknyamanan, kondisi lawan/lari
  • Alpha (8 – 13 Hz)(meditatif);
    Relaksasi, pembelajaran super, fokus relaks, kondisi trance ringan, peningkatan produksi serotonin, kondisi pra-tidur, meditasi, awal mengakses pikiran bawah sadar (unconscious)
  • Theta (4 – 7 Hz)(meditatif);
    Tidur bermimpi (tidur REM/Rapid Eye Movement), peningkatan produksi catecholamines (sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi mendalam, lebih dalam mengakses pikiran bawah sadar (unconscious)
  • Delta (0,5 – 3 Hz)(tidur dalam);
    Tidur tanpa mimpi, pelepasan hormon pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang kesadaran pada sensasi fisik, akses ke pikiran bawah sadar (unconscious) dan memberikan sensasi yang sangat mendalam ketika diinduksi dengan Holosinc

Tinjauan Sejarah

Melalui pictograph dan tulisan-tulisan kuno lainnya dapat disimpulkan bahwa hypnosis telah digunakan sejak zaman pra sejarah. Papirus Ebers di Mesir, dokumen yang berusia 3000 tahun, mencatat bagaimana para pendeta mesir melakukan pengobatan. Dijelaskan dalam dokumen tersebut berbagai teknik yang digunakan yang ternyata merupakan gambaran atas mekanisme kerja hypnosis.
Pada era primitif, sedikitnya terdapat dua bentuk hypnosis yang diterapkan, keduanya berkaitan dengan ritual keagamaan, antara lain;
  • pengulangan ritmik (rhythmical repetition)
  • Tarian ritual (frantic dancing)
Pada abad pertengahan, hypnosis diterapkan di antara para bangsawan dan dikenal sebagai “sentuhan bangsawan” (royal touch). Para tokoh hypnosis pada saat itu antara lain adalah Edward the Confessor (1066) dan para raja di Perancis, yang menganggap diri sebagai Tuhan. Ide tersebut kemudian mati di akhir abad ke-18, bersamaan dengan terbitnya periode renaissance, ketika kebanyakan orang mencari dasar ilmiah atas berbagai fenomena. Ritual sentuhan bangsawan dihidupkan kembali pada saat penobatan Charles X. Salah seorang yang berpengaruh pada periode tersebut adalah Paraselsus. Ia beranggapan bahwa tubuh surgawi memberi makan ke tubuh manusia melalui perantara magnet. Ia berkeyakinan bahwa magnet mampu mengobati berbagai penyakit.
Franz Anton Mesmer (1734 – 1815) seorang berkebangsaan Vienna yang kemudian pindah ke Paris menjelaskan lebih lanjut mengenai fenomena penyembuhan menggunakan magnet. Dalam penjelasannya, Mesmer banyak mengkutip ide dari para ahli pendahulunya, antara lain:
  • Paracelsus, dengan idenya mengenai magnet
  • Richard Mead, yang menyatakan bahwa seluruh kehidupan dijalankan oleh hukum alam
  • Father Hell, pendeta jesuit, yang mencoba menemukan cara menyembuhkan orang dengan menggunakan lempengan logam. Lempengan ini kemudian di lewatkan melalui tubuh orang. Ia berkeyakinan bahwa proses penyembuhan dari tubuh surgawi mampu menyembuhkan orang.
Mesmer turut mengklaim bahwa tubuh surgawi menyembuhkan. Dari Richard Mead, ia mendapatkan ide bahwa di setiap tubuh manusia terdapat cairan universal. Ketika cairan tersebut mengalir lancar, segala hal di tubuh berlangsung secara sempurna. Tubuh tidak bekerja secara sempurna, disebabkan karena aliran cairan universal di tubuh terhalang. Mesmer menjalankan lempengan logam melalui tubuh pasien guna melancarkan aliran cairan universal (teori “magnet hewani” / ”animal magnetism”).
Mesmer mengklaim bahwa ia memiliki energi khusus. Ia mengatakan bahwa magnet mengalir ke tubuhnya melalui tongkat ajaib. Ia berkeyakinan bahwa ia dapat menyembuhkan apa pun menggunakan magnet. Pada periode itu ia sangat sukses dengan metode penyembuhannya. Ia kemudian meminta French Academy of Medicine untuk mempelajari metodenya. Komisi yang diketuai oleh Ben Franklin kemudian ditunjuk untuk melakukan penyelidikan berkenaan dengan metode penyembuhan Mesmer. Komisi tersebut menemukan bahwa magnet tidak memberikan efek Mesmer kemudian didiskreditkan pada tahun 1784. Hasil temuan dari komisi menyatakan bahwa magnet tidak menghasilkan efek apa pun.
Marquis de Puysegur (17811825), salah seorang pengikut Mesmer, ketika menerapkan metode yang digunakan Mesmer pada seorang pengembala berusia 24 tahun, menemukan suatu fenomena yang tidak diketahui sebelumnya oleh Mesmer. Ia mendapati bahwa subjek yang dipengaruhi magnet, bukan hanya mengalami fenomena yang tidak awam tetapi juga tertidur lelap. Pada kondisi ini, subjek tidak dapat membuka matanya, berbicara secara kurang jelas namun bertingkah seolah-olah sadar. Puysegur menyebut kondisi ini sebagai “artificial somnambulism”. Joseph Philippe Francois Deleuze (17531835) menemukan bahwa sugesti yang diberikan kepada subjek selama dalam kondisi trance terus terbawa hingga saat subjek tersadar.
Esdaile (1845) seorang dokter Inggris menulis buku, “Mesmerism in India”. Ia bekerja di sebuah penjara di India dan melakukan lebih dari 3000 operasi tanpa menggunakan obat bius. Umumnya pada kondisi ini, 50% dari pasien akan meninggal. Ia melatih para asistennya serangkaian metode tertentu. Dengan metode tersebut, laju kematian dapat ditekan hingga hanya 5%. (kini diketahui penjelasan di balik fenomena ini, pada hypnosis, pendarahan dapat diminimalkan. Selain itu tubuh juga mengembangkan resistensi terhadap infeksi dan tidak mengalami dehidrasi).
Kasus pencabutan gigi pertama menggunakan hypnosis dilakukan pertama kali pada tahun 1823. Diikuti dengan proses melahirkan menggunakan hypnosis pada tahun 1826.
Pada tahun 1880, dua sekolah hypnosis mulai didirikan. Charcot, seorang neurologist (terminologi awal untuk psikolog] di Perancis memberikan hypnosis pada dua belas wanita yang mengalami hysteria. Charcot memberikan demonstrasi pada saat hypnosis para pasien dapat berjalan dan melakukan banyak hal lainnya, namun mereka kembali kehilangan kemampuan tersebut ketika mereka berada pada kondisi normal. Charcot tidak sepenuhnya memahami hypnosis (ia menganggap hypnosis sangat berbahaya dan hanya kepada pasien yang secara mental sakit hypnosis dapat dilakukan).
Bernheim, seorang neurologist Perancis yang sangat terkenal, dan Liebeault, seorang dokter, membuat klinik di Nancy, Perancis. Mereka mengobati lebih dari 12.000 pasien menggunakan hypnosis, dan memperkenalkan konsep suggestibility dan sexuality.
Selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, hypnosis digunakan untuk memberikan perlakuan pada para prajurit yang mengalami trauma. Pada tahun 1955, British Medical Association menyatakan bahwa hypnosis layak digunakan untuk mengobati hysteria dan digunakan sebagai anastesi. Tahun 1958, American Medical Association membuat pernyataan yang sama sekaligus mengkritik keras hypnosis yang ditujukan sebagai hiburan/pertunjukan (stage performance). Tahun 1960, American Psychology Association membentuk dewan penilai kelayakan seorang hypnotis.
Kini beberapa Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi telah memberikan mata kuliah hypnosis. Adapun universitas yang memiliki jurusan khusus hypnosis adalah Universitas Pepperdine di California.

Hypnotherapy

Hypnosis secara perlahan telah menunjukkan keberadaannya seiring dengan semakin meningkatnya penerimaan pada dunia medis. Hypnosis banyak digunakan dibidang seperti pengobatan dan olahraga untuk mengubah mekanisme otak manusia dalam menginterprestasikan pengalaman dan menghasilkan perubahan pada persepsi dan tingkah laku. Aplikasi hypnosis untuk tujuan perbaikan (therapeutic) dikenal sebagai hypnotherapy.
Hypnotherapy telah terbukti memiliki beragam kegunaan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang berkenaan dengan emosi dan perilaku. Bahkan beberapa kasus medis serius seperti kanker dan serangan jantung, hypnotherapy mempercepat pemulihan kondisi seorang penderita. Hal ini sangat dimungkinkan karena hypnotherapy diarahkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memprogram ulang penyikapan individu terhadap penyakit yang dideritanya.
Hypnosis sangat berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan dengan kecemasan, ketegangan, depresi, phobia dan dapat membantu untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti ketergantungan pada rokok, alkohol dan obat-obatan. Dengan memberi sugesti, seseorang terapis dapat membangun berbagai kondisi emosional positif berkenaan dengan menjadi seorang bukan perokok dan penolakan terhadap rasa ataupun aroma rokok.
Khusus untuk phobia, hypnotherapy digunakan untuk mereduksi kecemasan yang mengambil alih kontrol individu atas dirinya. Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu gambaran nyata tentang kondisi yang menyebabkan phobia namun individu tetap dalam kondisi relax, sehingga membantu mereka untuk menyesuaikan ulang reaksi mereka pada kondisi yang menyebabkan phobia menjadi normal dan respon yang lebih tenang.
Hypnotherapy dapat digunakan untuk membawa orang mundur ke masa lampau atau Past Life Regression untuk mengobati trauma dengan memberikan kesempatan untuk merubah “fokus” perhatian. Salah satu Hypnotherapist yang expert di bidang ini adalah Nathalia Sunaidi C.Ht, penulis buku Journey to My Past Lives
Hypnotherapy juga dapat digunakan untuk meningkatkan optimalitas pembelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran, hypnotherapy dapat aplikasikan untuk meningkatkan daya ingat, kreativitas, fokus, merubuhkan tembok batasan mental (self limiting mental block) dan lainnya. Tinjau lebih mendalam mengenai hypnotherapy dalam pembelajaran dapat merujuk pada seri buku Total-Mind.

Hypnotherapy akan lebih berdaya guna lebih optimal jika dipadukan dengan media terapi lainnya, seperti NLP (Neuro Linguistic Programming) , EFT (Emotional Freedom Therapy) dan lainnya.
Contoh terapi sukses dalam hypnotherapy yang menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming), adalah terapi / hypnotherapy Gagap bicara baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, yang telah diselenggarakan pada sebuah Klinik Hipnoterapi Gagap di Bandung, yang juga menterapi pasien yang trauma public speaking. Pasien hypnotherapy Gagap biasanya cukup datang 1x 4-5.5jam sudah menunjukkan kesembuhan yang sangat signifikan.

Neuro Linguistic Program (NLP)

Neuro Linguistic Program (NLP). merupakan suatu metodolog i yang dikembangkan oleh John Grinder bersama Richard Bandler pada tahun 1970-an. Jurnal Modern Psychology menyatakan “NLP may be the most powerful vehicle for change in existence”.
Inti dari NLP adalah pemahaman tentang bagaimana individu dapat melakukan seluruh aktivitasnya secara sempurna, dengan mempelajari model human excellence. NLP mengidentifikasi dan menentukan proses dan pola pikir dari setiap top performance untuk menemukan perbedaan antara kompetensi dan kesempurnaan. NLP dapat diuraikan menjadi 3 bagian, yaitu Neuro merujuk pada proses neurologis dari melihat, mendengar, merasakan, menghirup dan perabaan, yang kemudian membentuk pengalaman. Liguistic merujuk pada cara kita menggunakan bahasa untuk merepresentasikan, mengorganisasikan pengalaman dan mengkomunikasikannya dengan orang lain. Programming merujuk pada strategi dan teknik yang digunakan untuk mengorganisasikan proses internal yang pada akhirnya akan membawa hasil akhir.
NLP akan lebih berdaya guna bila dipadukan dengan pengalaman hypnotic. Bandler berpendapat bahwa hypnosis merupakan bagian natural dari kehidupan sehari-hari – kita menggunakannya untuk mempengaruhi orang lain, membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang lain dan mengulangi kembali pengalaman dalam pikiran kita. Salah seorang hypnotherapist yang dimodel oleh Bandler dan Grinder adalah Milton H. Erickson, MD.

Emotional Freedom Techniques (EFT)

Emotional Freedom Techniques (EFT) adalah serangkaian metode yang berorientasi pada sistem energi tubuh, untuk melepaskan individu dari gangguan emosional dan fisik.

EFT bekerja berdasarkan prinsip berikut:
"The cause of all negative emotions is a disruption in the body's energy system."

Emosi negatif yang dialami oleh individu umumnya diawali dengan representasi internal yang buruk. Kondisi ini berlanjut oleh gangguan pada sistem energi tubuh. EFT sangat efektif untuk merestorasi sistem energi tubuh.

Psikologi Lintas Budaya




1. Pengertian psikologi lintas budaya

· Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.

· Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan. 

2. Kegunaan mempelajari psikologi lintas budaya

· Agar Terhindar dari konflik cultural

· Memahami,menghormati, dan menghargai kebudayaan-kebudayaan lain

· Mengetahui Perkembangan budaya lain

3. Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu lain

· Psikologi lintas budaya mempunyai pengaruh ilmu terutama pada antropologi dan juga psikologi. Pada antropologi di pelajari Alkulturasi dan enkulturasi dan juga cross cultural yang berpengaruh pada kebudayaan dan juga orang pada kebudayaan tersebut, sedang dalam psikologi mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya selain itu juga mempelajari individu dengan latar masyarakat yang berbeda.

4. Etnosentrisme dalam psikologi lintas budaya

· Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Sikap etnosentrisme dapat menjadi hal yang positif apabila etnosentrisme itu memacu persaingan antar budaya dan dan dapat menjadi hal yang negative apabila memacu peperangan antar budaya

5. Persamaan dan perbedaan antara budaya dalam hal transmisi budaya melalui enculturasi dan Sosialisasi.

· Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

· Persamaannya terdapat pada (Contoh; pewayangan) alur dan cerita yang sama dengan cerita pewayangan tersebut

· Perbedaannya terdapat pada pementasannya ; ada yang di pentaskan melalui wayang kulit, pementasan tari, atau wayang orang

6. Menuliskan persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui prilaku moral

· Perkembangan sosial merupakan proses perkembangan kepribadian siswa selaku seorang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan sosial dapat dipastikan merupakan perkembangan moral, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial. Proses perkembangan sosial dan moral selalu berkaitan dengan proses belajar. Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial sangat bergantung pada kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial), hal ini bermakna proses belajar sangat menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma moral, agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral yang berlaku dalam masyarakat.

7. Menuliskan persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui prilaku perkembangan remaja

· Saat ini pengaruh budaya barat tidak hanya sebatas cara berpakaian, pergaulan, tapi juga di bidang pendidikan dan gaya hidup. Subjek yang paling terpengaruh adalah remaja. Pada dasarnya remaja memiliki semangat yang tinggi dalam aktivitas yang digemari. Mereka memiliki energi yang besar, yang dicurahkannya pada bidang tertentu, ide-ide kreatif yang bermunculan dari pikiran mereka. Selain itu, remaja juga memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Namun hal ini tidak terbatas hanya pada budaya yang bersifat positif, tapi juga pada budaya negatif. Misalnya, ketika berkembang budaya “clubbing, drugs, dan alcoholic” di kota-kota besar.

8. Penuliskan persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui prilaku konformitas

· Conformity (Konformitas) adalah proses dimana seseorang mengubah perilakunya untuk menyesuaikan dengan aturan kelompok.

· Kelly mendefinisikan budaya sebagai bagian yang terlibat dalam proses harapan-harapan yang dipelajari/dialami. Orang-orang yang memiliki kelompok budaya yang sama akan mengembangkan cara-cara tertentu dalam mengonstruk peristiwa-peristiwa, dan mereka pun mengembangkan jenis-jenis harapan yang sama mengenai jenis-jenis perilaku tertentu.

9. Menuliskan persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui nilai-nilai

· Setiap kebudayaan mempunyai nilai yang berbeda dari kebudayaan lainnya, dalam Psikologi Lintas Budaya nilai dimasukkan sebagai salah satu aspek dari budaya atau masyarakat. Nilai muncul menjadi ciri khas yang cenderung menetap pada seseorang dan masyarakat dan karenanya penerimaan nilai berpengaruh pada sifat kerpibadian dan karakter budaya.

10. Menuliskan persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui prilaku gender

· Setiap kebudayaan mempunyai peranan penting bagi kaum wanita dan laki-laki di kebudayaan masing-masing, Gender merupakan hasil konstruksi yang berkembang selama masa anak-anak sebagaimana mereka disosialisasikan dalam lingkungan mereka. Adanya perbedaan reproduksi dan biologis mengarahkan pada pembagian kerja yang berbeda antara pria dan wanita dalam keluarga. Perbedaan-perbedaan ini pada gilirannya mengakibatkan perbedaan ciri-ciri sifat dan karakteristik psikologis yang berbeda antara pria dan wanita. Faktor-faktor yang terlibat dalam memahami budaya dan gender tidak statis dan unidimensional. Keseluruhan sistem itu dinamis dan saling berhubungan dan menjadi umpan balik atau memperkuat sistem itu sendiri. Sebagai akibatnya sistem ini bukan suatu unit yang linear dengan pengaruh yang berlangsung dalam satu arah, dan semua ini diperoleh dalam kehidupan kita sendiri.

11. Menuliskan persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui prilaku konteks sosial bermasyarakat

· Terdapat hubungan dan saling mempengaruhi antara individu, masyarakat dan kebudayaannya. Individu, masayarakat dan kebudayaannya tak dapat dipisahkan. Hal ini sebagaimana Anda maklumi bahwa setiap individu hidup bermasyarakat dan berbudaya, adapun masyarakat itu sendiri terbentuk dari individu-individu. Masyarakat dan kebudayaan mempengaruhi individu, sebaliknya masyarakat dan kebudayaan dipengaruhi pula oleh individu-individu yang membangunnya.

12. Menuliskan persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui prilaku kognisi sosial

· Ada berbagai hal yang berhubungan dengan keberadaan faktor kognisi dalam pengaruhnya terhadap lintas budaya :

o Kecerdasan Umum : Kecerdasan umum merupakan tingakat IQ dalam suatu kebudayaan atau daerah secara umum. 

o Genetic epistemologi (faktor Keturunan) : Genetic Epistemologi adalah salah satu teori dari jean Piaget yang isinya adalah mengatakan bahwa adanya koherensi antara penampilankonitif saat berbagai diberikan pada seseorang.



13. Menuliskan persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui prilaku individual dan kolektivitas

· Dalam konstruk diri kolektif ini, nilai keberhasilan dan harga diri adalah apabila individu tersebut mampu memenuhi kebutuhan komunitas dan menjadi bagian penting dalam hubungan dengan komunitas. Individu focus pada status keterikatan mereka (interdependent), dan penghargaan serta tanggung jawab sosialnya. Aspek terpenting dalam pengalaman kesadaran adalah saling terhubung antar personal. Dalam budaya diri kolektif ini, informasi mengenai diri yang terpenring adalah aspek-aspek diri dalam hubungan.

Daftar Pustaka

http://bruderfic.or.id/h-134/pentingnya-pemahaman-lintas-budaya.html

http://goyangkarawang.com/2010/08/pengertian-dan-karakteristik-komunikasi-lintas-budaya/

http://psikologi-online.com/etnosentrisme

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya

http://cahyaulumuddin.multiply.com/journal/item/28

http://books.google.co.id/books?id=ai7NcCS1tDcC&pg=PA157&lpg=PA157&dq=moral+Lintas+budaya&source=bl&ots=baQ6cVIx0w&sig=d5P-s2xY7C6_iY-hC0jUgpFFnlw&hl=id&ei=Ln-GTvWTK8LxrQfLs-zIDA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CB0Q6AEwAQ#v=onepage&q=moral%20Lintas%20budaya&f=false

http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya

Kesepian



I. Definisi Kesepian 

Peplau dan Perlman (dalam Taylor, Peplau & Sears, 2005) mengartikan kesepian sebagai ketidak nyamanan subjektif yang dirasakan bila hubungan-hubungan sosial yang dimiliki tidak memiliki arti penting, 

Baron dan Byrne (dalam Rahayu, 2011) mengemukakan bahwa kesepian merupakan keadaan emosional yang berasal dari keinginan untuk memiliki hubungan interpersonal yang dekat, tetapi tidak bisa mendapatkannya.

Bruno (dalam Rahayu, 2011) mengatakan, kesepian lebih dari sekedar kata. Kesepian adalah suatu pengalaman personal yang sangat menekan. Hidup dalam kesepian sama halnya hidup dipadang gurun yang gersang, dimana kita haus secara emosional dan psikologis. 

Weiss (dalam Rahayu, 2011) mengatakan bahwa kesepian tidak disebabkan karena sendiri, tetapi dikarenakan tidak memiliki seseorang yang berarti dalam suatu hubungan. Kesepian nampak sebagai respon dari ketidakhadiran suatu hubungan. 

II. Karakteristik Kesepian 

Salah satu atau beberapa keadaan mental dan emosional yang berhubungan dengan kesepian yaitu (Bruno, dalam Rahayu, 2011) : 

a. Isolasi 

Isolasi adalah keadaan dimana seseorang merasa terasing dari tujuan-tujuannya dan nilai-nilai dominan dalam masyarakat. 

b. Penolakan 

Penolakan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat diterima, diusir, atau dihalau oleh lingkungannya. 

c. Merasa disalah mengerti 

Ini merupakan suatu keadaan dimana seseorang seakan-akan dirinya disalahkan dan tidak berguna. 

d. Tidak mempunyai sahabat 

Tidak mempunyai sahabat diibaratkan tidak ada seseorang yang berada disampingnya, tidak ada hubungan, tidak dapat berbagi. 

e. Bosan 

Bosan merupakan suatu perasaan dimana seseorang merasa jenuh, tidak menyenangkan, tidak menarik, merasa lemah

f. Merasa tidak dicintai 

Merasa tidak dicintai adalah suatu keadaan dimana sesorang tidak mendapatkan kasih sayang, tidak diperlakukan secara lembut dan tidak dihormati. 

g. Malas membuka diri 

Malas membuka diri adalah suatu keadaan dimana seseorang malas menjalin keakraban, takut terluka, senantiasa merasa cemas dan takut, jangan-jangan orang lain akan melukainya. 

h. Gelisah 

Gelisah adalah sautu keadaan dimana seseorang merasa resah, tidak nyaman dan tentram didalam hati atau merasa selalu khawatir, tidak senang, dan perasaan galau dilAnda cemas. 

III. Jenis-jenis Kesepian 

Weiss (dalam Rahayu, 2011) mengemukkakan bahwa di dalam perasaan kesepian terdapat dua komponen yaitu kesepian emosional (emotional loneliness) dan kesepian sosial (social loneliness) yaitu: 

a. Kesepian Emosional (Emotional Loneliness) 

Merupakan kesepian yang diakibatkan oleh tidak adanya ikatan yang dekat atau intim (intimate attachment) dengan seseorang sehingga tidak dapat bergantung kepada siapapun. 

b. Kesepian Sosial (Social Loneliness) 

Merupakan kesepian yang diakibatkan oleh tidak adanya teman, saudara atau orang lain dari jaringan sosial dimana aktivitas-aktivitas dan kepentingan-kepentingan bisa saling dibagi dan adanya suatu penolakan dari lingkungan sosial.

Shaver, Furman & Buhrmeister (dalam Rahayu, 2011), mengemukakan ada dua jenis tipe kesepian yang lain berdasarkan sifat kemenetapannya, yaitu : 

a. Kesepian yang disebabkan oleh sifat (trait loneliness) 

Merupakan kesepian yang cenderung menetap (stable pattern), sedikit berubah, dan biasanya dialami oleh orang yang memiliki harga diri (self esteem) yang rendah, dan sedikit memiliki interaksi sosial yang berarti. 

b. Kesepian yang disebabkan oleh keadaan tertentu (state loneliness) 

Merupakan kesepian yang bersifat temporer, biasanya disebabkan oleh pengalaman-pengalaman dramatis dalam kehidupan seseorang. 

IV. Faktor Penyebab Kesepian 

Menurut Brehm (dalam Rahayu, 2011) ada empat hal yang menyebabkan seseorang mengalami kesepian, yaitu : 

a. Ketidakadan kekuatan dalam hubungan yang dimiliki seseorang 

Hubungan seseorang yang tidak adekuat akan menyebabkan seseorang merasa tidak puas akan hubungan yang dimiliki. Ada banyak alasan seseorang merasa tidak puas dengan hubungan (relationship) yang tidak adekuat. Rubeinstein dan Shaver (dalam Rahayu, 2011) menyimpulkan beberapa alasan yang banyak dikemukakan oleh orang yang kesepian sebagai berikut : 

i. Being untouched : tidak memiliki pasangan, tidak memiliki partner seksual, berpisah dengan pasangannya atau pacarnya. 

ii. Alienation : merasa berbeda, merasa tidak dimengerti, tidak dibutuhkan dan tidak memiliki teman dekat. 

iii. Being alone : ulang kerumah tanpa ada yang menyambut, selalu sendiri. 

iv. Forced isolation : dikurung dalam rumah, dirawat inap dirumah sakit, tidak bisa kemana-mana. 

v. Dislocation : jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah baru, sering pindah rumah, sering melakukan perjalanan. 

b. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan

Menurut Brehm (dalam Rahayu, 2011) kesepian juga dapat muncul karena terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Pada saat tertentu hubungan sosial yang dimiliki seseorang cukup memuaskan, sehingga orang tersebut tidak mengalami kesepian. Tetapi disaat lain hubungan tersebut tidak lagi memuaskan, karena orang itu telah merubah apa yang diinginkannya dari hubungan tersebut.

Menurut Peplau (dalam Rahayu, 2011) perubahan itu dapat muncul dari beberapa sumber, yaitu : 

i. Perubahan mood seseorang. Jenis hubungan yang diinginkan seseorang ketika sedang senang akan berbeda dengan jenis hubungan yang diinginkan ketika sedang sedih. Bagi beberapa orang cenderung membutuhkan orangtuanya ketika sedang senang, dan cenderung membutuhkan teman-temannya bila sedang sedih. 

ii. Usia. Seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan seseorang membawa berbagai perubahan yang akan mempengaruhi harapan atau keinginan orang itu (desire) terhadap suatu hubungan. Jenis persahabatan yang cukup memuaskan ketika seseorang berusia 15 tahun mungkin tidak lagi memuaskan ketika orang tersebut berusia 25 tahun. 

iii. Perubahan situasi. Banyak orang yang tidak mau menjalin hubungan emosional yang dekat dengan orang lain ketika mereka sedang membina karir. Namun, ketika karir sudah mapan orang tersebut akan dihadapkan pada kebutuhan yang besar akan suatu hubungan yang memiliki komitmen secara emosional. 

Menurut Brehm (dalam Rahayu, 2011) pemikiran, harapan dan keinginan seseorang terhadap hubungan yang dimiliki dapat berubah. Jika hubungan yang dimiliki seseorang tidak ikut berubah sesuai dengan pemikiran, harapan dan keinginannya maka orang tersebut akan mengalami kesepian. 

c. Self-Esteem dan Causal Attribution

Kesepian berhubungan dengan self-esteem yang rendah. Orang yang memiliki self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman pada situasi yang berisiko secara sosial (misalnya berbiacara didepan umum dan berada dikerumunan orang yang tidak dikenal). 

Menurut Peplau (dalam Rahayu, 2011) bagaimana seseorang mengatribusikan penyebab kesepian (causal attribution) dapat membuat kesepian tersebut semakin kuat (intens) dan menetap. Orang yang percaya bahwa kesepian yang dialaminya berasal/disebabkan oleh dirinya sendiri akan membuat kesepian yang dialaminya semakin kuat dan cenderung menetap. Atribusi internal seperti ini akan membuat orang tersebut mengalami depresi, menghambat orang tersebut untuk bertemu dengan orang lain dan menghambat orang tersebut untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini akan membuat kesepian orang tersebut semakin meningkat. 

d. Perilaku Interpersonal. 

Perilaku interpersonal seseorang yang kesepian akan menyulitkan orang tersebut untuk membangun suatu hubungan dengan orang lain. Dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami kesepian, orang yang mengalami kesepian akan menilai orang lain secara negatif, mereka tidak begitu menyukai orang lain, tidak mempercayai orang lain, menginterpretasikan tindakan dan intensi (kecenderungan untuk berperilaku) orang lain secara negatif, dan cenderung memegang sikap-sikap yang bermusuhan (hostile). Orang yang kesepian cenderung terhambat dalam keterampilan sosial, cenderung pasif bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami ksesepian dan ragu-ragu dalam mengekspresikan pendapat didepan umum. Orang yang kesepian cenderung tidak responsif dan tidak sensitif secara sosial. Orang yang kesepian juga cenderung lambat dalam membangun keintiman hubungan yang dimilikinya dengan orang lain. Perilaku ini akan membatasi kesempatan orang itu untuk bersama dengan orang lain dan memiliki kontribusi terhadap pola interaksi yang tidak memuaskan (Peplau & Perlman, Saks & Krupart, dalam Rahayu, 2011). 

V. Perasaan Kesepian 

Rubenstein & Shaver (dalam Rahayu, 2011) menyatakan ada 4 bentuk perasaan yang dialami oleh individu yang mengalami kesepian, antara lain adalah: 

a. Desperation 

Individu merasakan keputusasaan dan ketidakberdayaan dalam dirinya, sehingga dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri. Adapun desperation ini ditAndai dengan perasaan putus asa, tidak berdaya, takut, tidak adanya harapan, merasa dibuang, dan merasa di kecam. 

b. Tertekan 

Suatu keadaan dimana individu merasakan kesedihan yang mendalam ataupun dalam kondisi tertekan, sehingga bila tidak dapat mengatasi keadaan tersebut dapat mengarahkannya kedalam perasaan depresi. 

c. Impatient Boredom 

Individu merasakan kebosanan pada dirinya sebagai akibat yang muncul dari ketidaksabarannya terhadap diri sendiri. Impatient boredom ini ditAndai dengan merasa diri tidak menarik, benci pada diri sendiri, merasa bodoh, memalukan, dan tidak nyaman. 

d. Self-Deprecation 

Individu menyalahkan diri sendiri, mencela, dan mengutuk diri terhadap persitiwa atau kejadian yang dialaminya. Self-deprecation ini ditAndai dengan perasaan sedih, tertekan, kosong, terpencil, tidak memaafkan diri sendiri, melankolis, diasingkan, dan adanya keinginan untuk bersama seseorang yang spesial. 

VI. Dampak Kesepian 

Kesepian pada umumnya akan menimbulkan berbagai dampak pada orang yang mengalaminya, antara lain : 

a. Tingkat perasaan kesepian yang mendalam akan berhubungan dengan berbagai masalah personal seperti depresi, pemakaian alkohol dan obat-obatan, penyakit fisik dan bahkan berisiko kematian 

b. Kesepian disertai oleh berbagai emosi negatif, seperti depresi, kekhawatiran, ketidakpuasan, dan menyalahkan diri sendiri 

c. Orang yang mengalami kesepian dapat tenggelam dalam kepasifan yang menyedihkan, menangis, tidur, minum, makan, memakai obat penenang dan menonton televisi tanpa tujuan.

Masa Dewasa Awal


1. Definisi

Menurut Hurlock (1991), masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru.

Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).

Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.

Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.

2. Ciri Perkembangan Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi yaitu :

  • Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego, minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
  • Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien, seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
  • Mengendalikan perasaan pribadi, seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
  • Keobjektifan, orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
  • Menerima kritik dan saran, orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
  • Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi, orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
  • Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru, orang matang memiliki ciri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

3. Karakteristik dan Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Masa dewasa awal ditandai oleh sejumlah tugas perkembangan. Individu yang berada pada masa ini mulai memahami nilai-nilai yang dianutnya lebih jauh lagi, mengambil keputusan penting dalam hidup, dan membuat perencanaan untuk masa depannya.pada masa itu pula individu dihadapkan pada tuntutan dan harapan dari masyarakat. Selain itu, masa dewasa awal merupakan periode ketika seseorang mulai meniti karir dan memilih pasangan hidup.

Umumnya tugas perkembangan dewasa awal berkaitan dengan ranah kepribadian dan fungsi sosial. Contohnya, membina karir, membina kehidupan mandiri, membina hubungan dekat dengan teman atau calon pasangan hidup hingga menikah dan menjadi orang tua (Turner dan Helms, 1995).

Havighurst (dalam Turner dan Helms, 1983) menjelaskan bahwa tugas-tugas perkembangan pada dewasa awal adalah :

a. Memilih pasangan hidup

b. Belajar menyesuaikan diri dan hidup harmonis bersama pasangannya

c. Membentuk keluarga dan menjalankan peran baru sebagai orang tua

d. Memenuhi kebutuhan anak, mengasuh serta membesarkannya

e. Belajar menata dan bertanggung jawab terhadap kehidupan berumah tangga

f. Meniti karir atau melanjutkan pendidikan

g. Menjalankan beberapa bentuk tanggung jawab kewarganegaraan

h. Mencari kelompok sosial yang cocok



Hurlock, E. (1999). Psikologi Perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Papalia, E., Diane, Olds, W. S., & Feldman, D. R. (2001). Human Development (8th edition). New York: Mc Graw Hill, Inc.

Turner, J. S., & Helms, D. B. (1995). Lifespan Development (5th ed). Harcourt Brace College Publishers.

Rahmat, J. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.