Daftar Blog Saya

Label

Senin, 10 Oktober 2016

Kecemasan



1. Definisi Kecemasan

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango atau anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005), mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.

Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan takut atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan menilai realitas, kepribadian masih teap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari & Dadang, 2001).

Kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang aneh. (Zahrani, 2005). Kecemasan atau Anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya (Gunarsa, 2002). 

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Cemas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006).

Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secarasubyektif dialami dan dikomunikasikan secara intrapersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005).

Kecemasan didefinisikan sebagai konsep yang terdiri atas dua dimensi utama, yaitu kekhawatiran (worry) dan emosionalitas (emotionally). Dimensi emosi merujuk pada reaksi fisiologis dari system saraf otonomik yang timbul akibat rangsangan atau perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi-reaksi emosi terhadap hal-hal buruk yang dirasakan individu ketika menghadapi situasi yang kurang menyenangkan. (Chaplin, 2006).

Berdasarkan pengertian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa kecemasan adalah ketegangan perasaan, dimana keadaan itu dapat disadari maupun tidak disadari, ditandai oleh rasa khawatir, serta perasaan akan terjadi suatu hal yang tidak menyenangkan dan timbul karena manusia mengalami ancaman serta tekanan perasaan.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan 

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada seseorang menurut Stuart dan Laraia (2005), antara lain adalah :

a. Usia.

Pada usia yang semakin tua maka seseorang semakin banyak pengalamannya sehingga pengetahuannya semakin bertambah.

b. Jenis Kelamin.

Perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif.

c. Pendidikan.

Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan menggunakan coping yang lebih baik sehingga memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah.

3. Faktor Faktor Yang Menyebabkan Kecemasan

Stuart (2006) mengemukakan bahwa penyebab kecemasan dapat dipahami melalui berbagai teori yaitu teori psikoanalitis dimana Sigmund Freud mengidentifikasikan kecemasan sebagai konflik emosional yang terjdi antara duaelemen kepribadian, yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikanoleh norma budaya. Ego dan Aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan egobahwa ada bahaya.

Berikut adalah beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan kecemasan menurut Adler dan Rodman (dalam Ghufron & Risnawati, 2010), menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu :

a. Pengalaman negatif masa lalu

Pengalaman ini berupa hal yang tidak menyenangkan terjadi pada masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang.

b. Pikiran yang tidak rasional

Suatu kepercayaan atau keyakinan tentang kejadian yang tidak menyenangkan itulah yang menyebabkan kecemasan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa faktor-faktor kecemasan pada seseorang dipengaruhi olehjenis kelamin, pendidikan, respon terhadap stimulus dan usia seseorang yang dimana usia semakin tua seseorang maka semakin berkurangnya pula kecemasan pada orang tersebut. 

4. Bentuk-Bentuk Kecemasan :

Maramis (1990) membagi bentuk-bentuk kecemasan menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Kecemasan yang mengambang (free floating anxiety), kecemasan yang menyerap dan tidak ada hubungannya dengan suatu pemikiran.

b. Agitasi, kecemasan yang disertai kegelisahan motorik yang hebat.

c. Panik, serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan dan kebingungan serta hiperaktifitas yang tidak terkontrol.

Purba & Pujiastuti (2009) menambahkan beberapa bentuk-bentuk kecemasan yang terjadi pada seseorang yaitu:

a. Tingkat Psikologis

Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi dan perasaan tidak menentu.

b. Tingkat Fisiologis

Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama ada fungsi system syaraf, misal tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya.


5. Gejala-Gejala Kecemasan

Taylor (2002) mengatakan kecemasan ialah suatu pengalaman subyektif mengenai keegangan mental yang menggelisahkan sebagai gejala umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman.

Menurut Nevid, Dkk(2005) gejala-gejala yang akan muncul pada individu yang mengalami kecemasan adalah sebagai berikut:

a. Gejala Fisiologis 

1) Gejala fisiologis yang muncul adalah sering gelisah/gugup, anggota tubuh sering bergemetar, mudah marah atau sensitif, sering buang air besar/kecil, anggota tubuh menjadi panas dingin, merasa mual atau sakit perut, jantung anda berdetak kencang, merasakan sesak napas, mulut dan kerongkongan terasa kering, mudah pusing, anggota tubuh mengeluarkan keringat, dada terasa nyeri, ragu-ragu, sulit tidur, dan nafsu makan berkurang.

2) Gejala yang timbul adalah berkeringat, mulut kering, denyut nadi cepat, tekanan darah meningkat, otot terasa tegang (Semiun & Yustinus, 2006).

b. Gejala Kognitif

1) Gejala kognitif yang muncul adalah khawatir tentang sesuatu hal, sulit berkonsentrasi, perasaan khawatir jika ditinggal sendirian, berfikir akan segera mati walaupun tidak ada masalah kesehatan, sulit menghilangkan pikiran yang mengganggu, berfikir hidup ini tak ada artinya lagi, ketidakmampuan mengatasi masalah, sangat terpaku pada keinginan, berfikir sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa ada alasan yang jelas, perasaan ketakutan tehadap sesuatu terjadi di masa depan, dan kesulitan dalam mengambil keputusan.

2) kekhawatiran dan keprihatinan mengenai bencana yang diantisipasi oleh individu (Semiun & Yustinus, 2006).

c. Gejala Perilaku

1) Gejala perilaku yang sering muncul adalah mudah terguncang, tergantung pada orang lain, dan menghindar.

2) Merasa cemas, tegangan, panik, kekhawatiran, depresi dan mudah marah, tidak tenang, gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti seperti mengetuk-ngetuk meja (Semiun & Yustinus, 2006).

Berdasarkan pengertian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa orang yang mengalami gejala kecemasan ditandai dengan gejala seperti gelisah, mudah marah, anggota tubuh menjadi panas dingin, merasa mual, jantung berdetak kencang, sesak napas, pusing, dan dada terasa nyeri.

6. Tingkat Kecemasan

Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual. Kecemasan juga dapat diartikan sebagai respon emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subyektif dialami oleh dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah suatu kebingungan atau kekhawatiran yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005). Tingkat kecemasan seseorang memberikan pergantian yang tepat dan tak tampak dalam suatu spektrum kesadaran. Daya tahan seseorang berbeda-beda diamana ada yang sistem kecemasannya baik atau terlalu berlebihan sehingga menjadi penyakit kecemasan.

Empat level tingkat kecemasan menurut Stuart dan Laraia (2005) yang dialami oleh seseorang antara lain adalah :

a. Mild Anxiety (Kecemasan ringan).

Merupakan kecemasan yang terjadi akibat kejadian sehari-hari. Pada tingkat ini seseorang akan merasa waspada dan pandangan perseptual orang tersebut akan meningkat.

b. Moderate Anxiety (Kecemasan Sedang).

Pada tingkat ini seseorang hanya akan fokus pada urusan yang akan dilakukan dengan segera termasuk mempersempit pandangan perseptual sehingga apa yang dilihat, didengar dan dirasakan menjadi lebih sempit.

c. Severe Anxiety (Kecemasan Berat).

Seseorang akan menjadi lebih fokus pada sumber kecemasan yang dia rasakan dan tidak berfikir lagi tentang hal lain.

d. Panik.

Panik ditandai dengan perasaan ketakutan dan teror luar biasa karena mengalami kehilangan kendali terhadap dirinya.

7. Penanganan Kecemasan

Ada beberapa pendekatan-pendekatan untuk menangani kecemesan yang dialami oleh seseorang, seperti yang di ungkapkan oleh Nevid, dkk (2005) yaitu dengan pendekatan :

a. Pendekatan Psikodinamika

Menyadarkan bahwa kecemasan seseorang merupakan simbolisasi konflik dari dalam (inner conflict) diri mereka, dengan adanya simbolisasi ini, ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Dengan demikian ego dapat lebih memberi perhatian kepada tugas-tugas yang lebih kreatif.

b. Pendekatan Humanistik

Membantu orang untuk mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka sehingga mereka merasa bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesungguhnya.

c. Pendekatan Biologis

Berbagai variasi obat dipakai untuk mengobati gangguan-gangguan kecemasan. Diantaranya obat-obat yang dipakai adalah obat penenang ringan seperti benzodiazepine valium,zoloft, obat antidepresan dan xanax.

d. Pendekatan Belajar

Usaha untuk membantu seseorang yang mengalami kecemasan untuk menjadi lebih efektif dalam menghadapi objek-objek atau situasi-situasi yang menimbulkan ketakutan atau kecemasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf jika masih ancur karena blog ini di buat apa adanya