Awalnya Piaget tertarik
pada cara anak memahami dunianya, Ia mengamati perilaku anak dan menghasilkan
teori bahwa anak memiliki cara berfikir yang berbeda dengan orang dewasa.
Dengan metode klinis, Ia mengabungkan pengamatan dengan pernyataan yang
fleksibel. Menurut Piaget anak-anak
mengalami perkembangan kognitif seperti perkembangan mengenai pola pikir,
ingatan persepsi dan lain-lain. Urutan dari tahap ini tidak berubah, dan
masing-masing tahap memiliki pola berfikir yang berbeda. Teori ini tidak hanya
berhubungan dengan pematangan, karena perkembangan anak juga bergantung pada
interaksi dengan lingkungan.
Berbagi pengamatan
Piaget telah menghasilkan banyak informasi dan wawasan yang mengejutkan,
misalnya anak dibawah 7 tahun tidak menyadari bahwa bentuk bola tanah liat yang
telah dibentuk menjadi cacing didepan mata mereka tetap mengandung jumlah yang
sama. Piaget telah membuktikan bahwa pikiran anak bukan miniatur pikiran orang
dewasa. Mengetahui cara berfikir anak tentunya akan mempermudah orang tua dan
guru dalam mengajari anak.
Perkembangan kognitif
menurut Piaget di bagi menjadi dua bagian, yaitu Cognitive proses (proses kognitif) dan Cognitive Development (perkembangan kognitif). Piaget menggambarkan
tahap perkembangan kognitif muncul dalam empat tahap yang universal, berbeda
secara kualitatif. Pada masing-masing tahapan, pikiran seorang anak
mengembangkan cara baru beroperasi. Pada masing-masing tahapan, pertumbuhan
kognitif ini muncul memalui tiga proses (Cognitive
proses) yang saling terkait, diantaranya Organisasi, adaptasi dan
equilibrasi.
1.
Cognitive Proses
Organisasi
merupakan kencenderungan anak menciptakan struktur
kognif yang makin rumit. Berbagai
sistem pengetahuan atau cara berfikir yang mengikut sertakan lebuh banyak fakta
atau keyataan yang akurat. Bisa dikatakan organisasi digunakan sebagai
pembentuk sistem-sistem ilmu pengentahuan. Stuktur kognitif tersebut disebut
Skema (Scheme). Organisasi merupakan
suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintergrasikan
struktur, baik psikis maupun psikologis dalam suatu sistem yang lebi tinggi.
Skema
merupakan pola-pola perilaku teatur atau terorganisir yang digunakan dalam
situasi tertentu atau direpresentasikan dalam bentuk tindakan dan cara
berfikir. Perkembangan intelektual anak berlangsung melalui perkembangan yang
disebut Piaget sebagai Skema. Skema
seseorang terus-menerus berkembang, dari skema anak-anak menjadi skema orang
dewasa. Piaget tidak menyinggung mengenai bentuk skema yang terjedi dalam otak,
namun dibahas dalam bentuk skema yang merupakan penggambaran internal mengenai
kegiatan fisik atau mental, sehingga skema dapat dianggap sebagai kumpulan
kaidah mengenai bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungan.
Anak yang memiliki
skema akan terdorong untuk menggunakannnya. Piaget menekankan bahwa aktifitas
dalam menggunakan skema inilah yang membawa anak ke arah hubungannya dengan
lingkungan. Sehingga menghasilkan perkembangan kognitif. Anak berinteraksi
dengan lingkungannya tergatung kepada skema yang dimiliki. Motivasi unutuk
mengulang kegiatan yang berhubungan dengan skema dapat di lihat terutama pada
anak yang berusia beberapa bulan.
Saat anak menangani
informasi baru dengan memepertimbangkan hal yang sudah mereka ketahui, berati
anak melakukan Adaptasi. Adaptasi
merupakan penyesuaian terhadap informasi baru mengenai lingkungan. Adaptasi
muncul melalui dua proses yang saling melengkapi, yaitu asimilasi dan
akomodasi.
Asimilasi
(asimilation) merupakan proses pemahaman dunia melalui skema yang dimiliki
anak. Asimilasi juga sebagai istilah untuk pernyertaan informasi baru kedalam
struktur kognitif yang sudah ada. Asimilasi mengenai suatu hal melalui skema
membuat anak semakin banyak mengingat, meski dalam beberapa kasus
pencocokan jaringan kerja mental yang
dimiliki anak mengakibatkan anak tersebut berprilaku aneh dimata orang dewasa.
Anak mendapat umpan
balik dari lingkungan agar ia dapat memperbaiki persepsinya. Ada kala dia memperoleh pemahaman bahwa skema
yang dimilikinya tidak sebanding dengan umpan balik, dia dikatakan mengalami
ketidak seimbangan (disquilibrium). Untuk mencapai keseimbangan atau
equilibrasi, maka anak peruli melakukan akomodasi,
yaitu perubahan dalam struktur kognitif guna memasukan informasi baru. Equlibrasi sendiri adalah
kencendarungan mencari keseimbangan yang stabildi anatar berbagai unsur
kognitif.
Contoh dari proses
kognitif misalnya, pola perilaku teratur anak dalam mempersepsikan (skema)
Benda bulat, Ia menggelompokan (organisasi) atau mengetahui bahwa Bola
berbentuk bulat. Untuk itu Ia beranggapan (asimilasi) bahwa semua benda bulat itu
bola, kemudian dia melihat benda berbentuk bulat yang berwarna hijau
bergaris-garis seperti cacing dan bisa di makan namun namanya bukan Bola,
melainkan Semangka (akomodasi). Sehingga Ia merubah persepsinya, bahwa tidak
semua benda bulat itu Bola.
2.
Cognitive Development
Tahap-tahap
perkembangan kognitif menurut piaget dibagi menjadi empat bagian, diantaranya
Sensorimoto, Preoperasional, Concrete Operations, Concrete Operations.
Tahap
pertama dalam perkemban gan kognitif Piaget adalah Sensorimotor (dari lahir sampai 2 tahun) dimana bayi secara
bertahap mampu mengatur berbagai aktivitasnya dengan lingkungan melalui
kegiatan motorik dan sensoris. Bayi belajar tentang diri dan dubnia mereka
dengan mengembangkan aktivitas sensori dan motor mereka. Bayi berubah dari
berespons terutama melalui reflek dan tingkah laku acak, menjadi anak yang
tingkah lakuknay berorientasi pada tujuan.
Sensorimotor
memiliki enam subtahapan, yaitu penggunaan
refleks (lahir sampai 1 bulan). Bayi melatih refleks bawaan mereka dan
mendapatkan kontrol dalam menggunbkannya. Mereka tidak menggordinasi informasi
dari pancaindranya, melainkan langsung menggenggam objek yang mereka sedang
lihat. Contohnya saat bayi melakukan rotting.
Reaksi sirkuler primer, merupakan sub tahap sensormotor yang kedua
(1 hingga 4 bulan), bayi mengulang-ngulang tingkah laku yang menyenangkan yang
pertama kali terjadi. Berbagai aktivitas bbberfokus pada tubuh bayi dan bukan
pada pengaruh dari tingkah laku terhadap lingkunganm bayi memperoleh adaptasi
pertama yaitu dengan menghisap berbagi objek. Mereka mulai menggordinasi
informasi sensori dan menggenggam objek. Contohnya, ketika bayi di beri susu
dari botol yabng menggunakan puting karet, Ia bisa langsung menyesuaikan diri.
Reaksi sirkuler sekunder, (4 sampai 8
bulan) bayi makin tertarik pada lingkungan, mereka mengulang-ngulang tindakan
yang memberikan hasilyang menarik dan memperpanjang pengalaman yang
menyenangkan. Berbagai tindakan yang disengaja namun belum memiliki tujuan.
Contohnya seorang anak menjatuhkan kacang yang dia pegang, dan melihatnya satu
demi satu terjatuh.
Koordinasi skema
sekunder (8 hingga 12 bulan) tingkah laku milai disengaja dan bertujuan
sejalan dengan bayi menggordinasikan skema telah dipelajari dan menggunakan
tingkah laku yang telah dipelajari untuk mendapatkan tujuan mereka, mereka juga
dapat menbgantisipasi beberapa kejadian. Contohnya, bayi merangkak keujung
ruangan untuk mendapat mainan.
Reaksi
sirkular tersier (12 hingga 18bulan) anak menunjukan rasa inggin tahu dan
bereksperimen dengan oenuh tujuan memvariasikan tindakan mereka untuk melihat
hasilnya. Mereka secara kreatif menjelajah dunia mereka untuk menentukan hal
baru tentang objek, kejadian atau situasi. Mereka mencoba berbagai aktifitas
baru dan menerapkan trial and error
untuk memecahkan masalah. Contohnya, anak meremas kembali bebek karet yang
berbunyi saat Ia injak, untuk mengetahui apa bebek karet tersebut akan berbunyi
lagi saat Ia meremasnya.
Kombinasi
mental (18 hingga 24 bulan) anak dapat mepersepsian secara mental berbagai
kejadian disebut kemampuan representatial. Mereka tidak lagi menggunakan trial and error untuk memecahkan
masalah. Pikiran simbolik memungkinkan anak berfikir berbagai kejadian dan
mengantisipasi konsekuennya tanpa selalau menghasikan tindakan. Anak mulai
mendemonstrasikan insight. Mereka dapat menggunakan simbol, seperti isyarat dan
kata dan dapat berpura-pura.
Preoperasional
(2 sampai 7 tahun) dimana anak mengenbangkan sistem representasi dan
menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasikan berbagai orang, tempat,dan
peristiwa, pada tahap ini pula berfikirnya belum logis. Pada tahap ini anak masih berada pada tahap pra operasional
belum memahami konsep kekekalan (conservation),
yaitu kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dll. Selain dari itu,
cirri-ciri anak pada tahap ini belum memahami dan belum dapat memikirkan dua
aspek atau lebih secara bersamaan.
Concrete Operations
(7 sampai 11 tahun) dimana anak dapat menyelesaikan masalah dengan logis jika
jika mereka fokus pada masa kini tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini dan
belum bisa berfikir secara abstrak. Tanpa objek fisik di hadapan mereka,
anak-anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan
tugas-tugas logika.
Formal Operations (11 tahun sampai dewasa) dimana anak mulai berfikir secara abstrak,
menangani situasi-situasi perumpamaan, dan berfikir mengenai berbabagi
kemungkinan. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan dengan objek
atau peristiwa berlangsung. Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah
mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, astraksi dan
generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan
operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan, memahami
konsep promosi
Sumber :
Eyesenck,
Michael W. & Keane, Mark T. (2000)
Cognitive psychology: a student's handbook. New York: Taylor & Francis Group
Hardy,
M. Heyes, S. (1988). Pengantar psikologi,
Jakarta: Erlangga.
Hergenhahn,
B.R & Olson, M.H. (2008). Theories of learning.
edisi ke-7. Jakarta : Kencana Prenada
Mulia
Papalia.
Olds. Fledman. (2009). Human development.
Salemba Jakarta: Humanika.
Ross,
V. Marshall, M. Scott, A, M. (1995). Child
psychology.
New york: John willey & Sons.inc.
Sandtrock, John W.
(2003) Adolescence edisi keenam.
Jakarta : Erlangga
Solso,
R, L. Maclin, O, H. Maclin, M, K.( 2008). Psikologi
kognitif.
Jakarta: Erlangga.
Suparno,
P. (2006). Teori perkembangan kognitif Jean piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Maaf jika masih ancur karena blog ini di buat apa adanya